- Michael Hartono, posisi 258 (70 tahun) US$ 3,5 Miliar
- R Budi Hartono, posisi 258 (69 tahun) US$ 3,5 Miliar
- Martua Sitorus, posisi 316 (50 tahun) US$ 3 Miliar
- Peter Sondakh, posisi 437 (58 tahun) US$ 2,2 Miliar.
- Sukanto Tanoto, posisi 536 (60 tahun), US$ 1,9 Miliar
- Low Tuck Kwong, posisi 828 (61 tahun), US$ 1,2 Miliar
- Chairul Tanjung, posisi 937 (47 Tahun), US$ 1 Miliar.
Grup Djarum kini juga menguasai mayoritas saham di BCA, bank dengan nasabah terbesar di Indonesia. Keduanya juga menguasai Grand Indonesia, sebuah pertokoan mewah di jantung kota Jakarta.
Sedangkan Martua Sitorus merupakan pemilik perusahaan sawit Wilmar International. Martua membeli perkebunan sawit pertamanya pada tahun 1994. Setahun kemudian, ia mendirikan Wilmar International dengan keponakannya, Robert Kuok yang juga masuk dalam jajaran orang terkaya dunia.
Merger antara Wilmar dengan kebun sekaligus agribisnis Kuok menghantarkan perusahaan tersebut sebagai salah satu yang terbesar di Asia. Sebagai Chief Operationg Officer, Martua masih memiliki 10% saham di perusahaan yang harga sahamnya telah melonjak hingga dua kali lipat dalam beberapa tahun terakhir.
Sementara Peter Sondakh yang merupakan pemilik konglomerasi Grup Rajawali berhasil mencetak kekayaan US$ 2,2 miliar. Ia berhasil meraup US$ 350 juta dari penjualan Bentoel kepada British American Tobacco pada Juni tahun lalu.
Ia juga menjual sahamnya di Excelcomindo Pratama (XL Axiata) pada tahun 2007 dengan hasl mencapai US$ 400 juta. Grup Rajawali saat ini tercatat masih menguasai saham di Semen Gresik.
Kelompok usaha ini pada Januari lalu memberikan US$ 20,5 juta ke Harvard untuk mendanai lembaga pendidikan baru di Asia dan program baru di Indonesia.
Low Tuck Kwong merupakan pemilik dari perusahaan batubara Bayan Resources. Bapak dua anak ini membeli perusahaan tambang pertamanya pada tahun 1997, lima tahun setelah menjadi Warga Negara Indonesia.
Kwong yang merupakan pecinta binatang itu juga tercatat memiliki saham di Manhattan Resources.
Sedangkan Sukanto Tanoto adalah pemilik konglomerasi RGM (Raja Garuda Mas) dengan gurita bisnis mulai dari kertas hingga CPO.
Siapa tak kenal Chairul Tanjung. Pemilik Para Group ini semakin menggurita bisnisnya dari stasiun televisi, bank hingga waralaba. Tahun lalu ia bergabung dengan Wapres Jusuf Kalla membuat studio di Makassar.
sumber: detik finance
No comments:
Post a Comment